Pokjawas Cilacap blog com

Mewujudkan Pengawas yang profesional, efektif, efisien dan berwibawa dalam membina dan membimbing tenaga pendidik dan kependidikan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru dalam Pembelajaran 9 Juli 2010

Filed under: Pendidikan — Robby @ 10:28

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam proses pembelajaran

oleh : Agus Rubiyanto,S.Pd.I

Mahmudi (2007 : 20) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu konstruk multidemensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

  1. Faktor personal/ individual, meliputi pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.
  2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader
  3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.
  4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.
  5. Faktor konstektual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal”.

Campbell (1990) dalam Mahmudi (2007 : 20) menyatakan bahwa hubungan fungsional antara kinerja dengan atribut kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor 1) knowledge, yang mengacu pada pengetahuan yang dimiliki pegawai (knowing what to do), 2) skill, yang mengacu pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan (the ability to do well), 3) motivasi, merupakan dorongan dan semangat untuk melakukan kerja dan peran (role perception). Hilangnya salah satu faktor tersebut akan mengganggu kinerja. Menurut Steer (1985) dalam Suharto dan Budi Cahyono (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :

  1. Kemampuan, Kepribadian dan Minat kerja.

Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan ketrampilan. Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara, misalnya dalam cara pengambilan keputusan, cara menginterpretasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan dan faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Sedangkan minat suatu valensi atau sikap.

2. Kejelasan dan penerimaan atas kejelasan peran seseorang pekerja.

    Kejelasan dan penerimaan atas kejelasan peran seseorang pekerja, yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertian pekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang dikerahkan untuk kegiatan kearah tujuan.

    3.  Tingkat Motivasi Pekerja

      Motivasi adalah daya energi yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson (1987), variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu. Payaman J. Simanjuntak (2005 : 10-13) dalam bukunya Manajemen dan Evaluasi Kinerja. menyebutkan bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya sebagai berikut: a.   Kompetensi Individu Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu; pertama, kemampuan dan keterampilan kerja. Kedua, motivasi dan etos kerja. Anwar Prabu Mangkunegara (2004 : 67) mengemukakan bahwa secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannnya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari investasi sumber daya manusia (human investment). Semakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan, dan dengan demikian semakin tinggi kinerjanya. Sedangkan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( Anwar Prabu Mangkunegara, 2004 :  68). Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan untuk memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang rendah. sebaliknya, seseorang yang memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, pengabdian, tantangan dan prestasi, akan menghasilkan kinerja yang tinggi. David C. McClelland dalam Mangkunegara (2004:68) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Menurutnya ada 6 (enam) karakteristik dari pegawai yang memiliki motivasi berprestasi tinggi; pertama, memiliki tanggungjawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil resiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. b.   Dukungan organisasi Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian seperti terciptanya budaya organisasi yang sehat, dan adanya iklim organisasi yang kondusif seperti penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja, dll. c.   Dukungan manajemen Kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara optimal. Setiap madrasah selalu berusaha meningkatkan kinerja guru semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya. Cara untuk meningkatkan kinerja pegawai semaksimal mungkin ini dinilai sangat penting, sebab dengan dana dan kemampuan yang terbatas manajer harus memilih suatu cara yang paling tepat untuk dapat meningkatkan kinerja semaksimal mungkin. Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut Pidarta (1999) bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

      1. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.
      2. Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya. (Daryanto, 2001).

      Menurut Payaman J dalan John Suprihanto (1997 : 22-28) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kinerja seseorang. Faktor-faktor tersebut meliputi sebagai berikut:    Pendidikan dan latihan, Gizi dan Kesehatan, Motivasi internal, Kesempatan kerja, Kemampuan manajerial pimpinan, Kebijaksanaan pemerintah Menyangkut faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja ini, Nitisemoto (1996: 101-102) berpendapat bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan, meliputi: Gaji yang cukup, Memperhatikan kebutuhan rohani, Sesekali perlu menciptakan suasana santai, Harga diri perlu mendapatkan perhatian, Tempatkan pegawai pada posisi yang tepat,   Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju, Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan, Usahakan karyawan mempunyai loyalitas, Pemberian insentif yang terarah, Fasilitas yang menyenangkan Maka dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah 1) Faktor personal/ individual, meliputi pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu; 2) Faktor dukungan Organisasi, meliputi : Budaya organisasi, Iklim organisasi; 3) Faktor Dukungan Manajemen Madrasah, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader; 4) Faktor konstektual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

       

      Tinggalkan komentar